PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Dosen Pengampu:
Tugas ini
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ SEJAR5AH KEBUDAYAAN ISLAM”
Disusun
Oleh:
Pilan
Darmawan (11470062)
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim, Hamdan
syukron lillah, sholatan wasalaman ala hibibillah saw, fa aqulu la haula
walakuwwata illa billah ammaa ba’du.
Puji syukur kehadirat illahi yang mana telah
memberikan karunia serta hidayahnya sehingga rencana untuk membahas makalah
tentang perkembangan islam di indonesia, meskipun dalam bentuk penyusunan yang
sangat sederhana , solawat salam kami haturkan kepda nabi Muhammad saw.
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia
dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak
awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan
Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat
Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi
titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi
para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan
Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan
penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para
pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda
Kelapa dan Gresik di Jawa.
Bersamaan
dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka
tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang
berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di
Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun
belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal
Masuknya Islam ke Indonesia
Metamorfosa perkembangan pada masa awal di Indonesia selalu
menarik untuk di kaji dan di teliti. Hal tersebut dikarenakan islam yang hadir
di perairan Nusantara in mampu dengan cepat beradaptasi sehingga tidak
memunculkan benturan budaya dengan adat dan tradisi local yang sudah ada sebelumnya.
Sejak dahulu kawasan timur yang meliputi kepulauan India
Timur dan pesisir selatan China sedah memiliki hubungan dengan dunia Arab
melalui perdagangan. Ketika Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan ajaran Islam
di wilayah Arab, maka para pedagang Arab yang datang ke Nusantara melalui jalur
laut dengan rute dari Aden menyisir menuju maskat, Raisut, Siraf, Guadar,
Daibul (Debal), Pantai Malabar yang meliputi Gujarat, Keras ( ibu kota kerajaan
Kadangalar) Quilon, dan Kelicut. Kemudian menyisir pantai karamandel seperti
saptagram ke chitagong (pelabuh terbesar di Bangladesh) Akyab (sekrang wilayah
Myanmar), Selat malaka, peureulak (aceh timur) Lamno (pantai barat aceh),
Barus, Padang, Banten, Cirebon, Demak, Jepara Tuban, Gersik, Ampel, Makasar,
Ternate, dan Tidore. Rute yang lain adaalah langsung daeri aden menuju pantai
Malabar (dengan Quilon sebagai pelabuhan terbesar) di deccan, selat Cylon (
dengan memisahkan india dan srilanka) kemudian di lanjutkan ke malaka (alam
melayu) melewati singapura (sekarang) ke patani sampai ke kanton. Perlu di
ketahui, bahwa jalur lautdari Malabar ke malaka hanya ada waktu enam bulan yang
bisa di lalui karena gelombang laut di teluk bangla sangat ganas. Untuk itu,
perjalanan terhenti dan para pedagang singgah di pedalaman atau melanjutkan
perjalan dengan menyuisuri pantai teluk bangle
untuk di lanjutkan ke malaka. [2]
Perkembangan pelayaran daan perdagangan yang bersifat
internasional antara Negara-negara di asia bagian barat dan timur mungkin di
sebabkan oleh kegiatan kerajaan islam di bawah Bani Umayah di bagian barat
maupun kerajan Cina jaman dinasti T’ang di asia timur serta kerajaan sriwijaya
di asia tenggara.
Upaya kerajaan Sriwijaya dalam memperluas kekuasaannya ke
semenanjung malaka sampai kedah dapat dihubungkan dengan bukti-bukti prasasti
775, berita-berita cina dan arab abad ke-8sampai ke-10 M. hal ini erat
hubungannya dengan usaha penguasaan selat malaka yang merupakan kunci dari
pelayaran dan perdagangan internasional.
Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia
Agama Islam telah ada sejak Zaman Nabi
Muhammad SAW , kemudian di Teruskan oleh Para khalifah dan Sahabat – Sahabatnya
sehingga sampai kepada kita (umat islam) yang ada di Indonesia.
Perjalanan datang nya agama islam tentunya ada pembawa dan sejarahnya. Untuk
itu Mari kita sama sama belajar , mengenal, mengetahui tentang sejarah masuk
nya islam ke Indonesia.
Indonesia memiliki Profil Negara
yang kaya akan hasil bumi (rempah – rempah) , sehingga menjadi pusat perhatian
Dunia. Kemudian para pedagang dari Luar Indonesia berdatangan untuk berdadang ,
mencari rempah – rempah. Para pedangan tersebut di antara nya Arab, Persia, dan
Gujarat, yang kemudian sembari mencari rempah – rempah mereka pun mengajarkan
Agama mereka di Indonesia (Agama Islam).
Teori-Teori Masuknya Islam ke
Indonesia
Pada abad ke-13 Masehi, merupakan
awal dimana masuknya Agama Islam di Indonesia melalui Pedagang Muslim. namun
tetap saja para Ahli memiliki pendapat yang berbeda – beda. Yang jelas ada
beberapa teori yang berlakuyang menjadi proses masuknya agama islam ke Indonesia.
- Teori Gujarat, Teori yang dipelopori
oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke
Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari
Kambay (Gujarat), India.
- Teori Mekkah, Teori ini adalah teori baru
yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada
abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam
sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah berita dari Cina yang
menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah perkampungan muslim
di pantai barat Sumatera.
- Teori Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A
Husein Hidayat. Teori Persia ini menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh
para pedagang dari Persia (sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan
antara kebudayaan masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.
Secara Proses !! Masuk nya Islam ke Indonesia terdapat
beberapa Cara. Diantaranya melalui : Perdangan, Perkawinan, Pendidikan , dan
Kesenian. Secara Detail berikut adalah Penjabaran sejarah proses masuknya islam
ke Indonesia.
Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur
perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia. Letak
Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di
Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia
termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang
muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara.
Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari
negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas
undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting
dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.
Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para
pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini menyebabkan
banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para
pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu.
Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini
semakin memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam
mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan di
pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun
kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana
kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan Kalijaga adalah
salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama
Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata
atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.
B. Agama
dan Kekuatan Politik Pada Masa Pra-Penjajahan
sebelum
islam datang, di Indonesia telah berkuasa kerajaan-kerajaan Hindu dab Budha. Di
antaranya, ada kerajaan Bahari terbesar yang menguasai dan mengendalikan
pulau-pulau di nusantara, yaitu kerajaan Sriwijaya di sekitar Palembang,
Sumatra selatan, dan Singasari, selanjutnya yaitu Majapahit.
a. Islam
di Sumatra
Ada tiga kerajaan Islam terkenal di
Sumatra yang telah memosisikan Islam sebagai agama dan sebagai kekuatan
politikyang mewarnai corak social budayannya, yaitu Perlak, Pasai, dan aceh.
Perlak merupakan kerajaan Islam
pertama di Sumatra Utara yang berkuasa pada tahun 225-692 H./840-1292M., dengan
raja pertamanya Sultan Alaiddin Syed maulana Abdul Aziz Shah (225-249
H./840-864 M. hal ini sesuai dengan berita Marcopolo (engembara Itali yang tiba di Sumatra pada tahun 1292) yang
menyatakan pada masa itu (abad ke-8 M.) Sumatra terbagi ke dalam delapan
kerajaan yang semuanya menyembah berhala kecuali 1 kerajaan yaitu Perlak yang
berpegang pada Islam.
Sisten kerajaannya yang diterapkan
di Perlak pada dasarnya mengikuti system pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Daulah Abbasiyah (750-1258 M) yaitu kepala pemerintah/kepala badan eksekutif dipegang
oleh sultan dengan di bantu oleh beberapa wazir, yaitu Wazir AS-siyasah (bidang
politik) Wazir Al-Harb (bidang keamanan dan pertahanan) Wazir Al-Maktabah
((bidang administrasi Negara) Wazir Al-Isqtishad (bidang ekonomi/keuangan) dan Wazir Al-Hukkam
(bidang kehakiman). Selain itu sebagai penasihat pemerintah yang bertugas
mendampingi sultan dan para wazirnya, di bentuk sebuah lembaga yang di sebut
majlis fatwa di bawah pimpinan ul;ama yang berpangkat mufti.
b. Islam
di jawa
Ahli-ahli sejarah tampaknya sepakat
bahwa penyebar islam di jawa adalah para Wali Songo. Mereka tidak hanya
berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahaan dan
politik. Bahkan, seringkali seorang raja seakan-akan baru sah sebagai raja
sudah di akuim dan di berkahi Wali Songo.
Islam telah tersebar di pulau Jawa,
paling tidak sejak Malik Ibrahim dan maulana Ishak yang bergelar Syekh Awal
Al-islam di utus sebagai juru dakwah oleh Raja samudra, Sultan Zainal Abiddin
Bahiyah syah (1349-1406) ke Gersik. Dalam percaturan politik, islam mulai
memosisikan dari ketika melemahnya kekuasaan kerajaan Majapahit yang memberi
peluang kepada penguasaan islam di pesisir untuk membangun pusat-pusat kekuasan
yangindependen.
c.
Islam di
kalimantan
Para ulama awal yang berdakwah di Sumatera dan
Jawa melahirkan kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke
Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. Di pulau ini, ajaran
Islam masuk dari dua pintu. Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah
Borneo adalah jalur Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak
dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah
semakin menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan mendiami
pesisir Barat Kalimantan. Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam
adalah para mubaligh yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke
Kalimantan ini menemui puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan
banyak mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan
Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya adalah Syekh
Muhammad Arsyad al Banjari.
Di Kalimantan Selatan terutama sejak abad ke-14
sampai awal abad ke-16 yakni sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang berorientasikan
Islam, telah terjadi proses pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama
yang disebut Negara Suku (etnic state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai
milik orang Maanyan. Fase kedua adalah negara awal (early state) yang diwakili
oleh Negara Dipa dan Negara Daha. Terbentuknya Negara Dipa dan
Negara Daha menandai zaman klasik di Kalimantan Selatan. Negara Daha akhirnya
lenyap seiring dengan terjadinya pergolakan istana, sementara lslam mulai masuk
dan berkembang disamping kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai dengan lenyapnya
Kerajaan Negara Daha beralih ke periode negara kerajaan (kingdom state) dengan
lahirnya kerajaan baru, yaitu Kerajaan Banjar pada tahun 1526 yang menjadikan
Islam sebagai dasar dan agama resmi kerajaan.
Zaman keemasan Kerajaan Banjar terjadi pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Pada masa itu terjadi puncak perkembangan Islam di Kalimantan Selatan sebagaimana ditandai oleh lahirnya Ulama-ulama Urang Banjar yang terkenal dan hasil karya tulisnya menjadi bahan bacaan dan rujukan di berbagai negara, antara lain Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
Berbeda dengan Muhammad Arsyad yang menjadi perintis pusat pendidikan Islam, Muhammad Nafis mencemplungkan dirinya dalam usaha penyebar-luasan Islam di wilayah pedalaman Kalimantan. Dia memerankan dirinya sebagai ulama sufi kelana yang khas, keluar-masuk hutan me-nyebarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dan oleh karena itu beliau memainkan peranan penting dalam mengembangkan Islam di Kalimantan.
Zaman keemasan Kerajaan Banjar terjadi pada abad ke-17 hingga abad ke-18. Pada masa itu terjadi puncak perkembangan Islam di Kalimantan Selatan sebagaimana ditandai oleh lahirnya Ulama-ulama Urang Banjar yang terkenal dan hasil karya tulisnya menjadi bahan bacaan dan rujukan di berbagai negara, antara lain Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
Berbeda dengan Muhammad Arsyad yang menjadi perintis pusat pendidikan Islam, Muhammad Nafis mencemplungkan dirinya dalam usaha penyebar-luasan Islam di wilayah pedalaman Kalimantan. Dia memerankan dirinya sebagai ulama sufi kelana yang khas, keluar-masuk hutan me-nyebarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dan oleh karena itu beliau memainkan peranan penting dalam mengembangkan Islam di Kalimantan.
Islam masuk Kalimantan Selatan lebih belakangan
ketimbang misalnya, Sumatera Utara dan Aceh. Seperti diungkapkan Azra,
diperkirakan pada awal abad ke-16 sudah ada sejumlah muslim di sini, tetapi
Islam baru mencapai momentumnya setelah pasukan Kesultanan Demak datang ke
Banjarmasin untuk membantu Pangeran Samudra dalam perjuangannya melawan
kalangan elite di Kerajaan Daha. Setelah kemenangannya, Pangeran Samudra
beralih memeluk Islam pada sekitar tahun 936/1526, dan diangkat sebagai sultan
pertama di Kesultanan Banjar. Dia diberi gelar Sultan Suriansyah atau Surian
Allah oleh seorang da’i Arab. Dengan berdirinya Kesultanan Banjar, otomatis
Islam dianggap sebagai agama resmi negara. Namun demikian, kaum muslimin hanya
merupakan kelompok minoritas di kalangan penduduk. Para pemeluk Islam, umumnya
hanya terbatas pada orang-orang Melayu. Islam
hanya mampu masuk secara sangat perlahan di kalangan suku Dayak. Bahkan di
kalangan kaum Muslim Melayu, kepatuhan kepada ajaran Islam boleh dibilang minim
dan tidak lebih dari sekadar pengucapan dua kalimah syahadat.
Di bawah para sultan yang turun-temurun hingga
masa Muhammad Arsyad dan Muhammad Nafis, tidak ada upaya yang serius dari
kalangan istana untuk menyebarluaskan Islam secara intensif di kalangan
penduduk Kalimantan. Karena itu, tidak berlebih jika Muhammad Nafis dan
terlebih Muhammad Arsyad Al-Banjari merupakan tokoh penting dalam proses
Islamisasi lebih lanjut di Kalimantan. Dua orang ini pula yang memperkenalkan
gagasan-gagasan keagamaan baru di Kalimantan Selatan. Pengembangan Islam di
Kutai dilakukan oleh dua orang muslim dari makassar yang bernama Tuan di
Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, dengan cepat islam berkembang di Kutai,
termasuk raja mahkota memeluk islam. Kemudian pengembangan islam dilanjutkan ke
daerah-daerah pedalaman pada pemerintahan Aji di Langgar. Pada tahun 1550 M, di
Sukadan (Kalimantan Barat) telah berdiri kerajaan islam. Ini berarti jauh
sebelum tahun itu rakyat telah memeluk agama islam, Adapun yang meng-islamkan
daerah Sukadana adalah orang Arab islam yang datang dari Sriwijaya. Di Sukadana
Sultan yang masuk islam adalah Panembahan Giri Kusuma (1591) dan Sultan Hammad
Saifuddin (1677). [3]
d.
Islam di
Maluku
Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai
Moluccas adalah salah satu provinsi tertua
di Indonesia.
Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah
Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku
Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang
dikenal dengan Kepulauan Maluku.
Sejak dahulu kepulauan ini menghasilkan rempah-rempah yang diminati
banyak daerah dari manca Negara, missal cina, maupun Negara-negara dari benua
Eropa. hususnya di Maluku utara (sekarang), daerah ini merupakan kawasan paling
penting pada saat itu. Terdiri dari beberapa kerajaan dan kepulauan.
Diantaranya : Ternate, Tidore, Mokir, Makian, Bacan, dan Jailolo. Ketika
dulu, untuk menuju kesana ada dua jalur, pertama berlayar melalui jalur selatan
dengan menyusuri pantai laut jawa, laut flores, kemudian sampai Maluku. Kedua,
dengan melalui jalur utara, yakni dari Kalimantan utara, melewati selat
Sulawesi, kemudian baru ke Maluku. Kebanyakan untuk masuk ke Maluku,
mereka transit melalui kerajaan jailolo, sehingga kerajaan ini terkenal sebagai
pintu gerbang Maluku.
Sebagai bukti sejarah, sebuah
Masjid besar serta AL-Qur’an tertua masih menjadi saksi bisu kejayaan
islam dimasa silam. Masjid ini bernama Masjid Wapauwe, yang konon dalam
membangunnya sama sekali tidak menggunakan paku, sampai sekarang masjid itu
masih berdiri.
·
Kerajaan
Ternate
Ternate merupakan daerah penting di Maluku (sekarang terletak di provinsi
Maluku Utara). Kerajaan ini berbeda dengan kerajaan-kerajaan yang lain
disekitarnya, karena kerajaan ini dipimpin oleh seorang sultan, sedang kerajaan
yang lain dipimpin oleh seorang ratu atau raja.
Sebagaimana tidore, daerah
ini kaya akan rempah-rempah, hususnya cengkih, sehingga banyak para pedagang
dari luar nusantara yang mencari rempah disini, karena kekayaan alamnya serta
pelabuhannya yang mudah digunakan untuk transit bagi kapal-kapal pelayar.
Pada abad ke-15, tepatnya pada tahun 1460, islam mulai masuk ke ternate. Raja
pertama bernama Vongi tidore. Ia mengambil istri dari soorang keturunan ningrat
dari jawa. Namun sumber lain mengatakan bahwa raja yang pertama kali masuk
islam adalah Zainal Abidin, malah ada juga yang berpendapat bahwa raja
sebelumnya juga sudah memeluk agama islam, yakni bapak Zainal Abidin, yang
bernama Gapi Baguna, sebagaimana yang dikatakan oleh F. Valentijn. Yang mana
beliau masuk islam atas dakwah dari seorang saudagar dari jawa, Maulana Husain,
sehingga namanya diganti dengan Marhum.
Sebelum menjadi kesultana, ternate merupakan kerajaan yang mengikuti agama
syamanisme, kerajaan ini merupakan satu keturunan dengan kerajaan tidore,
jailolo, dan Bacan. Akan tetapi, setelah masuknya bangsa colonial yang berhasil
mempengaruhi kerajaan ini, akhirnya satu sama lain saling bermusuhan. Karena
tidore bekerjasama dengan Spanyol, maka Ternate bersekutu dengan portugis untuk
mengimbangi persaingan yang ada, sehingga terjadi bentrok antara ternatre yang
dibantu oleh portugis dan tidore dengan bala bantuan Spanyol. Akhirnya ternate
mendapatkan kemenganag atas tidore.
Setelah mendapatkan kemenangan, ternyata portuygis berhianat, mereka
memanipulasi hasil rempah-rempah yang ada di ternate. Hal mini menjadikan
kemarahan sultan khoirun membara, akhirnya beliau mengangkat senjata dan
mengadakan perlawanan kepada portugis, perang terjadni hingga ibukota ternate
terbakar, tahun 1565. Dengan dalih perundingan, sultan Khoirun diundang ke Loji
Portugis, tapi disana ia malah dihianati, sehingga ia terbunuh disana.
Kesultana digantikan oleh sultan Babulloh, setelah kematian sultan khoirun, ia
mengadakan perlawanan kembali dengan portugis, benteng-benteng tempat
pertahanan portugis akhirnya dapat direbut oleh rakyat ternate, akhirnya
pada 28 desember 1577 beliau berhasil mengusir bangsa portugis dari dunia
ternate untruk selama-lamanya.
Ketika kerajaan dipimpin oleh zainal Abidin, ia sempat meluangkan waktu untuk belajar
agama islam di Gresik. Ternyatya disini ia bertemu dengan seorang kepala daerah
dari ambon yang bertujuan sama dengannya, sehingga mereka berdua bersaudara.
Setelah ia selesai belajar islam, maka ia mengukuhkan islam dengan memasukkan
agama islam sebagai agama resmi, serta memasukkannya kedalam struktur politik,
semula nama pemimpin adalah seorang raja, kemudian disebut sebagai seorang
sultan. Ia juga membangun sebuah sekolahan dengan membawa guru agama dari jawa,
kemudian mewajibkan para pejabat pemerintahan untuk mempelajari syariat
islam.
Pada masa inilah ternate mengalami masa keemasannya, tidak hanya dalam bidang
keagamaan, melainkan juga perdagangan mulai berkembang pesat. Kinia banyak yang
berdatangan para pedagang dari jawa, melayu, hingga orang-orang arab ikut
meramaikan pada sector perekonomian mereka. Hingga akhirnya, hal ini mengundang
iri dan dengki dari kerajaan-kerajaan sekitar.
·
Kerajaan
Tidore
Sebagaimana ternate, tidore juga merupakan kerajaan penting dimaluku, selain
kaya akan rempah-rempah, daerah ini merupakan penghasil belerang. Islam baru
masuk ke tidore setelah abad ke-16, karena sebelumnya mereka masih menganut
kepercayaan setempat.
Abad ke-16 bisa dikatakan masa kegemilangan bagi tidore dan ternate, dua
kerajaan ini saling bersaing satu sama lain hingga abad ke-17. Sebagai contoh,
pulau Motir, yang terpengaruh oleh dua kekuasaan, yakni ternate dan tidore,
hingga sempat menyebabkan permusuhan antara mereka.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Metamorfosa perkembangan pada masa awal di Indonesia selalu
menarik untuk di kaji dan di teliti. Hal tersebut dikarenakan islam yang hadir
di perairan Nusantara in mampu dengan cepat beradaptasi sehingga tidak
memunculkan benturan budaya dengan adat dan tradisi local yang sudah ada
sebelumnya.
Agama Islam telah ada sejak Zaman
Nabi Muhammad SAW , kemudian di Teruskan oleh Para khalifah dan Sahabat –
Sahabatnya sehingga sampai kepada kita (umat islam) yang ada di
Indonesia. Perjalanan datang nya agama islam tentunya ada pembawa dan
sejarahnya. Untuk itu Mari kita sama sama belajar , mengenal, mengetahui
tentang sejarah masuk nya islam ke Indonesia.
Indonesia memiliki Profil Negara
yang kaya akan hasil bumi (rempah – rempah) , sehingga menjadi pusat perhatian
Dunia. Kemudian para pedagang dari Luar Indonesia berdatangan untuk berdadang ,
mencari rempah – rempah. Para pedangan tersebut di antara nya Arab, Persia, dan
Gujarat, yang kemudian sembari mencari rempah – rempah mereka pun mengajarkan
Agama mereka di Indonesia (Agama Islam)
- Teori
Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje
ini menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13
Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Kambay (Gujarat), India.
- Teori Mekkah, Teori ini adalah teori baru
yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada
abad ke-13 dan dibawa oleh orang Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam
sejak abad ke-7. Teori ini didasari oleh sebuah berita dari Cina yang
menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah perkampungan muslim
di pantai barat Sumatera.
- Teori Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A
Husein Hidayat. Teori Persia ini menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh
para pedagang dari Persia (sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan
antara kebudayaan masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.
DAFTAR PUSTAKA
M. Abdul Karim, Sejarah pemikiran dan peradaban islam (Yogyakarta:
Bagaskara, 2007)
http://rajul-al.blogspot.com/2012/01/makalah-masuknya-islam-ke-indonesia.html
http://shinnypadelecki.blogspot.com/2009/11/perkembangan-islam-di-kalimantan.html